cover
Contact Name
Muhammad Syahrir
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
ma.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
Jl. Sungai Musi Km. 09 Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone, Sulawesi
Location
Kab. bone,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Media Akuakultur
ISSN : 19076762     EISSN : 25029460     DOI : 10.15578/ma
Media Akuakultur as source of information in the form of the results of research and scientific review (review) in the field of applied aquaculture including genetics and reproduction, biotechnology, nutrition and feed, fish health and the environment, and land resources in aquaculture.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 2 (2022): Desember, 2022" : 7 Documents clear
PREVALENSI INFEKSI EHP (Enterocytozoon Hepatopenaei) PADA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) BERDASARKAN DATA SURVEILLANCE DI BALI, INDONESIA Annisa Khairani Aras; Amiqatul Fikriyah; Gusti Ayu Intan Pratiwi; Wahyu Nurlita
Media Akuakultur Vol 17, No 2 (2022): Desember, 2022
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.17.2.2022.59-65

Abstract

Data surveillance dapat memberikan informasi tentang ada atau tidaknya penyebaran infeksi penyakit pada suatu wilayah. Salah satu penyakit infeksi yang menyerang udang vaname adalah enterocytozoon hepatopenaei (EHP) yang disebabkan oleh mikrosporidia di mana populasi udang yang terserang penyakit ini memiliki ukuran panen yang tidak seragam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi prevalensi infeksi penyakit EHP pada udang vaname (Litopenaeus vannamei) berdasarkan data surveillance di Bali. Sampel udang sebanyak 75 buah yang berasal dari Kabupaten Jembrana, Buleleng dan Karangasam dianalisa dengan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR). Hasil analisis menunjukkan bahwa prevalensi infeksi EHP tertinggi ditemukan di Kabupaten Karangasem, yakni sebesar 86,67% yang diikuti oleh Kabupaten Jembrana sebesar 70,00% dan Kabupaten Buleleng dengan prevalensi 66.67 %. Dengan nilai prevalensi tersebut, mengindikasikan bahwa EHP merupakan jenis infeksi yang sering menyerang budidaya udang vaname. Gejala klinis yang ditemukan pada semua sampel berupa hepatopankreas berwarna pucat dan lunak serta saluran pencernaan berwarna putih yang mengindikasikan adanya serangan EHP. Selanjutnya, sampel yang tidak teridentifikasi gejala klinis EHP juga menunjukkan hasil negative pada pemeriksaan secara PCR.
STATUS GENETIK IKAN LELE MUTIARA BERDASARKAN SEKUEN GEN Cytochrome C Oxidase Subunit I (COI) Rommy Suprapto; Bambang Iswanto
Media Akuakultur Vol 17, No 2 (2022): Desember, 2022
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.17.2.2022.43-52

Abstract

Ikan lele Mutiara merupakan salah satu strain unggul hasil pemuliaan di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari status genetik ikan lele Mutiara (Clarias sp.) dari variasi sekuen parsial gen COI dari mitokondria. Ikan uji yang digunakan berupa 15 ekor ikan lele Mutiara. DNA genom ikan lele Mutiara diekstraksi dari sirip ekor, kemudian fragmen DNA diamplifikasi dengan primer spesifik COI dan selanjutnya dilakukan sekuensing. Hasil sekuens yang diperoleh kemudian dianalisis estimasi substitusi nukleotida, pohon filogenik, estimasi jarak genetik, dan komposisi asam amino residu dengan membandingkan data hasil sekuens dari ikan lele C. macrocephalus, C. batrachus, C. fuscus. dan C. gariepinus yang tersedia di database GenBank. Hasil analisis pohon filogenetik menunjukkan bahwa ikan lele Mutiara terpisah dengan kelompok ikan lele yang lain. Parameter lainnya memperkuat analisis sebelumnya bahwa ikan lele Mutiara tidak hanya memiliki perbedaan genetis dengan spesies ikan lele lainnya, tetapi juga dengan jenis ikan lele Afrika (C. gariepinus).Mutiara catfish is one of the superior strains resulting from breeding program in Indonesia. This study aims to assess the genetic status of the Mutiara catfish (Clarias sp.) by looking at the diversity in the partial sequence of mitocondrial COI gene and to add genetic data of economically important freshwater fish in Indonesia. The sample fish used were a collection of 15 Mutiara catfish. Data analysis consisted of estimation of nucleotide substitution, phylogenetic tree, estimation of genetic distance, and amino acid composition by comparing secondary data from sequences of C. macrocephalus, C. batrachus, C. fuscus. and C. gariepinus wich was available at Genbank NCBI. The results of the phylogenetic tree analysis showed that Mutiara catfish were separated from other catfish groups. Other parameters also show that Mutiara catfish not only have genetic differences with other Clarias species, but also with C. gariepinus there are also genetic differences.
Back Matter Vol. 17 No. 2 Media Akuakultur
Media Akuakultur Vol 17, No 2 (2022): Desember, 2022
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.17.2.2022.%p

Abstract

PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH TAHU DAN AIR KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN Spirulina sp. Hotria Mayesi Pakpahan; Saberina Hasibuan; Syafriadiman Syafriadiman
Media Akuakultur Vol 17, No 2 (2022): Desember, 2022
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.17.2.2022.73-80

Abstract

Kepadatan Spirulina sp. dapat dipengaruhi oleh faktor nutrisi dan lingkungan. Faktor nutrien memiliki peranan penting dalam proses fotosintesis. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pupuk organik cair (POC) limbah tahu dan air kelapa yang terbaik terhadap kepadatan Spirulina sp. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2022 sampai 28 Juni 2022, di Laboratorium Mutu Lingkungan Budidaya Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu factor, yaitu dosis air kelapa terdiri atas 4 perlakuan yaitu : P0: 1 g L-1 POC limbah tahu tanpa air kelapa, P1: 1 g L-1 POC limbah tahu dan 0,25% air kelapa, P2: 1 g L-1 POC limbah tahu dan 0,5% air kelapa, P3: 1 g L-1 POC limbah tahu dan 0,75% air kelapa. Untuk mengurangi tingkat keraguan maka diperlukan ulangan sebanyak 3 kali. Pemeliharaan Spirulina sp. dilakukan selama 25 hari dengan parameter yang diamati yaitu kepadatan Spirulina sp., laju pertumbuhan spesifik, suhu, pH, DO, salinitas, nitrat dan fosfat. Dimana Spirulina sp. didapatkan dari petani Spirulina sp. di Jepara, Jawa Tengah. Bibit yang digunakan sebanyak 66,4 mL dengan kepadatan sebanyak 5.000 ind.mL-1 dimasukan ke dalam wadah dengan kapasitas 2 L. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh dosis POC limbah tahu dan air kelapa yang berbeda terhadap pertumbuhan Spirulina sp., dimana dosis terbaik dengan kepadatan tertinggi berturut-turut dari P3 sebesar 270,6x104±835,4a ind.L-1, kemudian P2 yaitu 123,0x104±72857,9b ind.L-1, P1 sebesar 51,7x104±6474,0c ind.L-1 , dan P0 12,7x104±1797,2d ind.L-1, dengan laju pertumbuhan spesifik tertinggi mulai dari P3 yaitu 0,8171±0,01a ind.mL-1/hari, P2 0,7315±0,00b ind.mL-1/hari, P1 0,5583±0,02c ind.mL-1/hari, dan P0 0,4122±0,05d ind.mL-1/hari, dengan kisaran kualitas air optimum seperti suhu 27-32 ºC, pH 7,1-8,8, DO 4,2-8,4 mg.L-1, salinitas 25-30 ppt, nitrat 0,340-0,855 mg.L-1 dan fosfat 0,225-0,384 mg.L-1.The density of Spirulina sp. can be influenced by nutritional and environmental factors. Nutrient factors have an important role in the process of photosynthesis. This study aims to obtain the best dose of liquid organic fertilizer (POC) from tofu waste and coconut water on the density of Spirulina sp. This research was conducted from 20 May 2022 to 28 June 2022, at the Aquaculture Environmental Quality Laboratory, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, University of Riau. The method used is the experimental method Completely Randomized Design (CRD) with one factor, namely the dose of coconut water consisting of 4 treatments, namely: P0: 1 g L-1 POC of tofu waste without coconut water, P1: 1 g L-1 POC of tofu waste and 0.25% coconut water, P2: 1 g L-1 POC tofu waste and 0.5% coconut water, P3: 1 g L-1 POC tofu waste and 0.75% coconut water. To reduce the level of doubt, it is necessary to repeat 3 times. Spirulina sp. maintenance was carried out for 25 days with observed parameters namely Spirulina sp. density, specific growth rate, temperature, pH, DO, salinity, nitrate and phosphate. Where is Spirulina sp. obtained from Spirulina farmers in Jepara, West Java. 66,4 mL of seeds used with a density of 5,000 ind.mL-1 were put into a container with a capacity of 2 liters. The results showed that there was an effect of different POC doses of tofu waste and coconut water on the growth of Spirulina sp., where the best dose with the hihest density was P3 of 270.6x104±835.4a ind.L-1, then P2 of 123.0x104±72857.9b ind.L-1, P1 of 51.7x104±6474.0c ind.L-1, and P0 of 12.7x104±1797.2d ind.L-1, with a rate of the highest specific growth starting from P3 namely 0.8171±0.01a ind.mL-1/day, P2 0.7315±0.00b ind.mL-1/day, P1 0.5583±0.02c ind.mL-1/day, and P0 0.4122±0.05d ind.mL-1/day, with optimum water quality ranges such as temperature 27-32 ºC, pH 7.1-8.8, DO 4.2 -8.4 mg.L-1, salinity 25-30 ppt, nitrate 0.340-0.855 mg.L-1, and phosphate 0.225-0.384 mg.L-1.
Front Matter Vol. 17 No. 2 Media Akuakultur
Media Akuakultur Vol 17, No 2 (2022): Desember, 2022
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.17.2.2022.i-vi

Abstract

PENINGKATAN PRODUKSI BENIH IKAN GUPPY (Poecilia reticulata) JANTAN MENGGUNAKAN AIR KELAPA (Cocos nucifera) Sinar Pagi Sektiana; Sinung Rahardjo; Muhammad Fiqi Zulendra
Media Akuakultur Vol 17, No 2 (2022): Desember, 2022
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.17.2.2022.53-58

Abstract

Nilai jual yang tinggi menyebabkan produksi ikan guppy jantan lebih menguntungkan. Teknik sex reversal menggunakan bahan alami seperti air kelapa sudah dilakukan dalam usaha untuk menghasilkan ikan guppy jantan lebih banyak. Kalium pada air kelapa mendukung pembentukan hormon androgen atau testosterone. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode yang paling efektif dalam pembentukkan jenis kelamin jantan menggunakan air kelapa muda jenis Cocos nucifera. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan berupa kontrol tanpa pemberian air kelapa (A), perlakuan secara oral melalui pakan pada induk bunting dengan dosis 10% bobot pakan (B) selama 14 hari, dan perlakuan melalui perendaman induk bunting dengan dosis 10% volume air selama 12 jam. Pengamatan kelamin jantan dilakukan setelah 45 hari pemeliharaan dengan mengamati organ urogenital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase jantan tertinggi diperoleh pada perlakuan B (65,33%± 4,50b), diikuti perlakuan C (51,33%± 9,60ab) dan terendah pada perlakuan A (41,67%±2,08a). Persentase kelangsungan hidup tidak berbeda nyata antar perlakuan dengan tingkat kelangsungan hidup berkisar 77,33 – 88,00%.The high selling value causes the production of male guppies to be more profitable. Sex reversal techniques using natural ingredients such as coconut water have been carried out in an effort to produce more male guppy fish. Potassium in coconut water supports the formation of androgen hormones or testosterone. This study aims to get the most effective method in the formation of male sex using young coconut water type Cocos Nucifera. The study used a random design complete with 3 treatments and 3 replications. Treatment is in the form of control without coconut water (A), oral treatment through feed on pregnant parent with a dose of 10% feed weight (B) for 14 days, and treatment through the maternal soaking with a dose of 10% volume of water for 12 hours. Observation of male sex is carried out after 45 days of maintenance by observing the urogenital organs. The results showed that the highest percentage of male was obtained in treatment B (65.33%± 4.50b), followed by treatment C (51.33%± 9.60ab) and the lowest in treatment A (41.67%± 2.08a). The percentage of survival is not significantly different between treatments with survival rates ranging from 77.33 - 88.00%.
PENGARUH PERENDAMAN rGH TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN GABUS (Channa striata) Rias Oktaviani Putri; Nuraini Nuraini; Sukendi Sukendi; Benny Heltonika
Media Akuakultur Vol 17, No 2 (2022): Desember, 2022
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.17.2.2022.67-72

Abstract

Ikan gabus memiliki nilai ekonomis penting bagi masyarakat melayu. Namun dalam budidayanya masih mengalami kendala yaitu pertumbuhannya lambat.  Beberapa pendekatan telah dilakukan untuk memacu pertumbuhan, salah satunya adalah dengan perendaman hormon pertumbuhan rekombinan (rGH).  Tujuan kajian ini untuk mengevaluasi perendaman hormon rGH terhadap sintasan dan pertumbuhan larva ikan gabus dengan dosis berbeda. Penelitian ini  menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan, dengan ukuran larva 0,7±0,00 cm dengan padat tebar 2 ekor/L. Dosis perendaman larutan hormon rGH pada penelitian ini adalah 0, 1,5, 2 dan 2,5 mg/L, setiap perlakuan direndam selama 1 jam dengan padat tebar 6 ekor/L. Perendaman larva ikan gabus menggunakan dosis berbeda hormon rGH berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan bobot dan panjang, laju pertumbuhan spesifik, sintasan serta bobot biomassa larva ikan gabus secara sangat nyata (P<0,01). Dosis rGH yang optimal untuk perendaman larva ikan gabus yaitu 2,5 mg/L (P4) dengan peningkatan pertumbuhan bobot 2,83 g, pertumbuhan panjang 2,72 cm, laju pertumbuhan spesifik 3,11%, sintasan 16,67% dan bobot biomassa 83,53g jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol.Snakehead fish is an economic fish in Malay society. The Problems of cultivation this fish are slow growth and low survival rate. Some approaches to stimulate the growth of fish has been done, one of the ways was by immersion rGH.  The research aimed was to evaluated the immersing effect of rGH hormone with different doses on the survival and growth of snakehead fish larvae. This research was carried out with a completely randomized design with 4 treatments and 3 replications, the larvae used measuring 0.7±0.00 cm with 2 fish/L on a stocking density. Dose of rGH hormones in this study were 0, 1.5, 2 and 2.5 mg/L, immersion of rGH done for 1 hour with a stocking of 6 fish/L for each treatment. The result showed that, rGH could increase survival rate and growth (P<0.01) of snakehead larvae. The optimal dose of rGH for immersing snakehead larvae was 2.5 mg/L (P4) with an increase in weight growth of 2.83 g, length growth of 2.72 cm, specific growth rate of 3.11%, survival rate of 16.67%. and biomass weight of 83.53g when compared to the control treatment.

Page 1 of 1 | Total Record : 7